Berikut adalah ulasan dari cerita - cerita saya, harap di komentari sepuasnya jika ada yang tidak dikehendaki atau tidak sesuai. Menggunakan Gambar adalah sebagai Ilustrasi belaka untuk kemudahan khayalan imajinasi. Arigatou Gozaimasu.

龍神 の ティエンラニ

龍神 の ティエンラニ

Senin, 18 Juli 2011

When I Still Wait My Best Friend Come Back in here


"Axel" aku menengok ke atas langit, dimana aku sedang duduk seorang diri diatas Jam Besar dalam Twilight Town. "Dimana kamu berada sekarang?" aku bertanya dengan harapan kamu akan kembali kesini. Aku menunggu hingga mataharipun tenggelam seakan meninggalkanku sendirian, tidak ada yang menemaniku, Xion ataupun kau..
"Bukankah kamu berkata kalau kita ini sahabat Baik? dan bukankah kamu berjanji kalau kita akan selalu bersama bertiga, aku Xion dan kau, dan setelah selesai misi bukankah kita selalu berada disini untuk menikmati ice cream yang pertama kali kamu berikan padaku" aku bercerita seorang diri, mengingat ingat bagaimana kita dulu saat bersama, terasa menyenangkan bagiku sampai kepada aku ingat kalau sekarang kamu tidak ada disampingku saat ini..
"Hei" aku memanggil seakan Axel ada disamping ku "apa kamu ingat pertama kali kita bertemu hingga sampai saat ini kamu pergi dan tidak ada ditempat ini" untuk menghibur diriku sendiri

Berawal saat aku pertama kali terbangun dalam kamar Organisasi

"Haahh!!". aku terbangun disebuah kamar yg sangat sunyi, kosong dan hampir seluruhnya berwarna putih, aku tidak dapat mengingat apapun. Aku pun melihat seluruh isi kamar yang ku tempati itu, tetapi tidak kutemukan sesuatu. maka ku putuskan aku mencoba bangun dan pergi dari kamar itu. Aku pun menelusuri lorong yang ada. Sampai aku disuatu ruangan besar dengan cermin besar kita dapat melihat keadaan langit luar yang gelap seakan malam hari dimana ada beberapa orang disana, ada yang terlihat menyendiri, mengobrol dengan yang lain, dan salah seorang dari mereka datang menyapaku.

"Hei, kamu sudah bangun ya?" kata orang itu. "..." Aku diam tak menjawab, karena kupikir tidak penting untuk meladeni dan menjawab orang ini. Kemudian setelah orang ini, datang seorang lagi seseorang yang terlihat lebih serius dari orang yang menyapaku ini..


"Kau sudah bangun?" orang itu bertanya pada ku dengan suara yang tegas, dan aku hanya mengangguk. "Oi, Roxas kenapa kamu diam saja tadi saat aku bertanya padamu, sedangkan saat dia bertanya kamu mengangguk?" orang ini mengeluh padaku, terlihat orang yang semuaunya. "Axel, kamu ini begitu berisik" orang tegas ini menyuruh orang semuaunya yang ternyata bernama Axel ini utnuk diam. "Kamu pun juga" dan orang semaunya ini tidak mau kalah. "Roxas" orang tegas itu kembali berbicara padaku. "mulai saat ini sampai seterusnya kamu akan terus menjalankan misi yang diberikan"


"Hahh!! Misi!!" aku berpikir dan terkejut, namun aku tidak mengatakan apapun, "Kelihatannya kamu kaget" orang tegas ini bertanya padaku. Tentu aku kaget, karena pada saat aku bangun aku langsung diberitahu akan menjalankan misi. "akan ku jelaskan. Seusai kamu telah cukup beristirahat datang padaku untuk menerima misimu" seusai orang itu menjelaskan "Tunggu Saïx" Axel berbicara walau sebenarnya terdengar seperti membentak. "Bagaimana dia bisa menjalankan misi jika dia saja tidak punya senjata" dia melanjutkan. "Benar juga, akupun tidak tahu kalau aku dapat menggunakan senjata atau tidak" pikirku (aku sama sekali tidak bicara disini). Disaat aku berpikir, ternyata Axel melihatku dan berkata dengan nada yg terdengar bagiku seperti memarahiku. "oI Roxas, kamu pun seperti tidak mempunyai mulut, bicaralah, sebenarnya kamupun juga bingungkan" ternyata benar dia sedang memarahiku =.=


"Tapi cara dia bicara seperti dia dan aku memiliki pikiran yang sama" aku berpikir. "Hahh.. percuma" Axel berbicara sambil menghela nafas, mungkin dia sudah lelah bicara padaku, aku berpikir, dan dia melanjutkan kata katanya "Lelah aku bicara padamu", "ternyata pikiranku dengan dia benar benar sama!" aku agak takjub. "Masalah itu kamu tidak usah mengkhawatirkannya Roxas, dan terutama kamu yang sibuk sendiri Axel" Saïx bicara sambil mengomeli Axel. "Eh! Aku tidak pernah sibuk sendiri!" Axel membantah tuduhan itu meski pada kenyataannya adalah sebuah kebenaran. "Dengarkan Roxas, kamu adalah orang terpilih untuk menggunakan Keyblade" Saïx menjelaskan padaku "Keyblade!" Axel kaget. "Keyblade?" aku malah bingung. "Kenapa bisa?!" Axel bertanya seakan tidak percaya dengan yang dikatakan Saïx. "Keyblade itu apa sih" aku hanya dapat berpikir seperti itu

"Karena dia adalah Nobody dari anak itu" Saïx lagi lagi menjelaskan hal yang tidak ku mengerti. "Anak itu" Axel mulai tenang. "Sebenarnya apa sih yang mereka bicarakan? apa itu Keyblade?" walau didalam hati ku bertanya tanya, tetapi aku tetap tidak bicara sedikitpun. "Roxas, kamu pasti bingung dengan apa yang sedang kami bicarakan" Saïx bertanya padaku dan tentu seharusnya dia sadar kalau aku sangat bingung. "Perlahan lahan kamu akan mengetahuinya" dia melanjutkan penjelasannya. kupikir kamu tidak usah bicara begitu akupun sudah tahu, tapi untuk pertama kalinya yang ingin ku ketahui adalah 'siapa diriku', lalu kamipun aga hening "Kenapa orang semaunya itu jadi diam?" aku berpikir sambil menengok pada Axel yang sedang terdiam sambil berpikir serius kurasa. "Nah, untuk misi pertama mu" Saïx berkata seperti itu. "Haaahh?!" sontak aku kaget dan menengok pada Saïx, "Kenapa apa kamu belum siap?" dia bertanya seperti itu karena respon ku tadi. "Saïx, kamu sudah gila, dia baru saja bangun, tapi kamu langsung memberinya misi?! Setidaknya biarkan dia membiasakan dirinya sehari disini?!" Axel sontak marah untukku, Tak disangka dia begitu baik ternyata..

"Axel jaga bicaramu disini. Tempat ini tidak mengenal adanya pembiasaan diri, dia harus terbiasa seiring dengan berjalannya waktu disini" Saïx balik memarahi Axel. "Tapi setidaknya kamu berpikir mengenai perasaannya saat ini, dia pasti sedang sangat bingung sekarang!!" Axel bertambah marah. "Kenapa mereka menjadi bertengkar begini, dan kenapa Axel begitu membela ku?". dan terjadilah keributan antar kata kata disana, seihingga beberapa orang organisasi datang dan memisahkan mereka berdua.

"Saïx, Hentikan" kata salah seorang yang menahan Saïx. "Tetapi jika orang ini dibiarkan, dia akan semaki semaunya sendiri Xaldin!!" Saïx bertambah marah. "Kamu juga, lebih baik hentikan omonganmu, Axel!" kata salah seorang yg menahan Axel. "Dia yang tidak mempunyai Hati Luxord!" Axelpun bertambah marah. Jadi karena aku tidak ingin membuat 2 orang ini semakin memanas sehingga disini membutuhkan Ac tambahan, dan aku disuru harus bayar lebih, maka aku menarik tangan Axel. "Eh?" Axel kaget dgn apa yang kulakukan, dan akupun menggeleng padanya untuk mengisyaratkan bahwa aku baik baik saja. lalu untuk pertama kalinya aku berbicara yang menurutku akan lebih baik, aku menengok pada Saïx dan berkata "Aku terima misi hari ini" aku bicara dengan tegas pada Saïx. "Tapi Roxas..." suara Axel yang masih terdengar Khawatir padaku. "Sudahlah, aku tidak apa2" aku tidak ingin ada orang yang mengkhawatirkanku, apalagi orang yang tidak kukenal seperti Axel.

"Kalau begitu tolong lepaskan aku Xaldin." kata Saïx. "Baiklah" Xaldin dan Luxord berbarengan melepaskan Saïx dan Axel. "Hari ini kamu pergi ke Twilight Town bersama Axel, Axel beritahu dia apa yang harus dia lakukan" Saïx memberitahu Axel, masih agak kesal sepertinya. "Cih!" Axel buang muka (Ngajak ribut aja ni orang =.=) "Baiklah" maka aku yang menjawab. "Kita pergi!" Axel mengajakku dan pergi kedalam gerbang kegelapan yang baru ku ketahui dimana semua dari anggota organisasi dapat menggunakan gerbang itu untuk pergi kesuatu tempat. Saat kami muncul, kami berdua berada dilorong jalan bawah tanah dimana diatas adalah Twilight Town tersebut.

"..." Aku diam saja melihat keadaan lorong ini. "Oi, Roxas" Suara Axel memanggilku maka akupun berbalik menengoknya "Apa benar kamu tidak apa apa?" suara mengkhawatirkan ku lg keluar dari mulutnya. aku hanya diam mengangguk kembali tanpa bicara sedikitpun. "Hei bicaralah lagi, apa tadi saat kamu bicara itu hanya mimpi" suara semaunya keluar kembali, bagus dia kembali menjadi yang semaunya daripada saat dia marah tadi. "Hei jawab apa kamu baik baik saja untuk menjalankan misi hari ini?" campuran antara semaunya dan rasa khawatir keluar dari mulutnya...

Dia terus saja bertanya dan mengkhawatirkan ku, sampai aku terpaksa bertanya "Memangnya sesulit apa misi hari ini?" aku bertanya pertanyaan yang mudah saja. "emm..tidak sulit juga" Axel mulai berjalan menjauhi ku dan menaiki beberapa kotak tinggi (karena jalan dilorong ini juga aga membingungkan) maka aku hanya diam dan melihat apa yang akan dia lakukan. "Roxas, jangan bengong, kesini!" Axel menyuruhku untuk datang padanya. Kupikir untuk apa aku kesana mengikutinya, tapi karena Saïx berkata dia akan menjadi pemanduku maka aku mengikutinya saja, akupun menghampiri dia. "Nah tahap pertama telah selesai" dia berkata dengan entengnya. "APA?!!!!" aku sontak sangat kaget! apa maksudnya!! "Heehh, tak kusangka kamu bisa sekaget itu!" Axel malah berkata seperti itu, seakan takjub dengan responku, seakan aku tidak bisa kaget saja. "Apa maksudmu?! tentu akupun masih manusia dan bisa kaget" aku memarahinya!. "Oh, kukira kamu itu zombi karena kamu hanya bisa diam saja" dia berbicara dengan tampang serius. "Eh?!" aku terdiam merasakan auranya itu. "Emm.. itu..." aku tidak bisa mengelak dari kata-katanya, karena aku juga merasa seperti itu. "Baiklah ayo ketempat lain lagi" dia berjalan meninggalkanku, seakan dia berubah kepribadian dari semaunya menjadi cool. "eh? jadi masih ada lagi?" aku bertanya karena kukira hanya ini saja misi hari ini. "kenapa?" dia menengok padaku. "Jadi setelah ini masih ada lagi?" aku bertanya padanya. "Tentu saja ada, kamu kira hanya ini saja misi hari ini?" dia kembali bertanya padaku. "Sepikiran lagi denganku" pikirku. "Iya" kujawab singkat. "Sudahlah, jangan kamu jadi lebih pendiam begitu, bisa repot aku, aku tidak mungkin bicara cool seperti tadi, huff.." dia menjelaskan padaku.. "Huwaahhh, dia benar benar sepikiran denganku!!!" aku makin kaget.

"Lalu kamana kita akan pergi?" aku bertanya. "Heehh?!! kamu bertanya kepadaku" Dia kaget, benar benar orang ini membuatku mulai kesal. "Apa maksud dari reaksimu itu?! walau aku diam selama tadi, tetap aku mempunyai pikiran. jangan kamu benar benar berpikir bahwa aku adalah Zombi yang tidak punya pikiran!!!" aku sangat marah padanya. "Sikapmulah yang membuat aku berpikiran seperti itu, jangan menyalahkan pikiranku, kalau kau tidak ingin dikatakan seperti zombi maka ubahlah sikapmu itu" dia bicara dengan cool-nya lagi. Kemudian aku hanya terdiam, dan berpikir "Betapa dia sangat tidak memikirkanku, padahal tadi dia sangat terlihat mengkhawatirkanku, aku tidak menyangka, dia adalah org yang sangat tidak memikirkan perasaan" aku hanya tertunduk saja. dan ternyata Axel melihat ku yg seperti ini, dia menepuk pundakku dan berkata "Hey, Roxas, maaf jika kata kataku menyakitimu, aku... hanya tidak ingin kamu terus diam seperti ini". dia meminta maaf, ku pikir kembali mungkin bukan dia yg salah, tetapi aku yg salah, dia orang semaunya mengatakan sesuai isi hatinya, itu wajar untuknya, mungkin aku sendirilah yang salah. "Sudahlah, tidak perlu dipikirkan, jadilah bagaimana dirimu" kata kata yang menyemangatiku. aku hanya diam tertunduk. "Ayo ke tahap selanjutnya" dia mengatakan itu sambil merangkul pundakku (plus mendorongku pastinya untuk berjalan), dengan itu aku hanya dapat mengikutinya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar